Headlines News :
Home » » Komik Jadul

Komik Jadul

Written By __.elang.__ on Wednesday, May 2, 2012 | 09:25


Invasi komik komik luar negeri, terutama dari Jepang, dan Amerika, terbukti telah mematikan, minat baca masyarakat terhadap komik lokal. Padahal, di era tahun 70 - 80an, komik bertema pewayangan, serta silat, karya para komikus lokal, sempat mencapai kejayaannya. Selain serangan komik luar, tidak adanya percetakan, yang berminat menerbitkan komik dalam negeri, semakin membuat terpuruk, para komikus lokal. Lantas bagaimana nasib komik indonesia saat ini??

Bagi anda, yang lahir di era tahun 8o, hingga 90 – an, tema cerita bergambar, atau komik, bertema silat dan pewayangan, mungkin terasa asing, dan bahkan aneh. Padahal, pada masa kejayaannya, komik komik ini, banyak digemari masyarakat indonesia, dan bahkan mampu, menjadi tuan, di rumahnya sendiri.

Seiring dengan gencarnya, serangan komik – komik superhero, dari Amerika, serta negeri sakura, jepang, minat untuk membaca komik dalam negeri, terus menurun. Kondisi ini, diperburuk karena para penerbit seakan enggan menerbitkan komik hasil karya para seniman komik lokal. “takut merugi”.

Lantas, bagaimana dengan kelangsungan, para senimannya kini??.

Ya…, ditengah kegalauan komik hasil karya anak negeri, para seniman komik ini, tetap berkarya, dengan karateristik mereka masing masing.

Sejarah mencatat, komik mulai digemari di tanah air, sejak koran koran terbitan belanda, memuat cerita bergambar, tentang tema superhero, seperti flash gordon, di tahun 1930. Kondisi tersebut, kemudian dimamfaatkan para komikus lokal, dengan mentranspormasi, beberapa karater pahlawan super, ke dalam selera lokal.

Selain mengadopsi karater pahlawan super, sejumlah komikus lainnya, juga mengembangkan komik, yang berorientasi kepada khazah kebudayaan indonesia. Hingga akhirnya, masa kejayaan komik, berangsur turun, ditengah berbagai serangan media hiburan lainnya.

Meski kondisinya, tidak seindah masa lalu, tidak berarti para komukis, lantas berhenti berkarya. Seniman komikus, yang tergabung dalam ikatan seniman komunikus indonesia, atau ISKI tetap berupaya eksis.

Mereka lebih mengekspresikan diri, melalui ilustrasi, terlebih dalam bidang pendidikan, dan justru lebih diminati di negeri orang.

Dibandingkan dengan negeri tetangga, seperti malaysia, perkembangan komik indonesia, dapat terbilang kalah. Di negeri jiran, eksistensi komikus lokal, masih terdengar, gaungannya. Sementara di indonesia, gaungnya terdengar makin menjauh.

Tak ada harapan lain, bagi para komikus lokal, selain menunggu penerbit besar, yang berani, kembali menerbitkan komik karya, komunikus lokal, untuk mengembalikan masa kejayaan. (git)

Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BandungDua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger